Jumat, 28 Oktober 2011

Penyelesaian Krisis Yunani Belum Jelas, Wall Street Ditutup Beragam


RABU, 21 SEPTEMBER 2011 | 07:08 WIB
Wall Street. REUTERS/Brendan McDermid
TEMPO Interaktif, New York— Optimisme investor langsung memudar setelah dalam dua hari pembicaraan dengan kreditor tidak ada resolusi terhadap krisis utang Yunani. Investor kecewa karena krisis Yunani tidak ditangani dengan cepat.

Hampir semua saham turun diakhir perdagangan semalam di mana sebelumnya menguat karena adanya harapan The Fed (bank sentral Amerika Serikat) akan mengucurkan stimulus.

Bursa Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa, 20 September 2011 waktu setempat. Indeks saham utama Dow Jones naik tipis 7,65 poin (0,07 persen) ke posisi 11.408,66. Indeks saham teknologi Nasdaq terkoreksi 22,59 poin (0,86 persen) ke level 2.590,24, serta indeks S&P juga turun 2 poin (0,17 persen) ke 1.202,09.
Besarnya harapan bahwa The Fed akan mengumumkan rencana stimulus baru pada akhir pertemuan dua hari yang berakhir nanti malam memicu aksi beli investor. 

Namun, pertemuan jarak jauh antara pejabat pemerintah Yunani dan para kreditor yang belum mendapatkan solusi memicu aksi jual sehingga indeks ditutup beragam. Setelah pertemuan, Komisi Eropa mengatakan bahwa pengawas utang akan terus meninjau kemajuan Yunani dalam memangkas anggaran hingga awal pekan depan. Hal ini membuat investor melepas sahamnya karena kembali ada ketidakpastian di Yunani.

Menteri Keuangan Yunani, Evangelos Venizelos berusaha menyakinkan Komisi Eropa, Dana Moneter (IMF) serta bank sentral Eropa (ECB) atau yang disebut Troika, bahwa Yunani harus membuat pemangkasan anggaran yang signifikan. 


Yunani merupakan salah satu negara Eropa yang terancam mengalamidefault (gagal bayar utang). Bila ini terjadi, akan bisa berdampak terhadap perbankan Eropa yang telah memberikan pinjaman ke Yunani sehingga bisa merusak sistem perbankan Eropa. Oleh sebab itu, investor sangat khawatir bisa terjadi krisis pinjaman sama seperti saat runtuhnya Lehman Brothers pada tahun 2008.

“Rakyat Yunani ke depan harus membiasakan hidup keras untuk menangani masalah mereka sendiri dan penduduk Jerman juga harus membiasakan membayar tagihan lebih banyak dari yang mereka gunakan jika ingin menyelamatkan prekonomian mereka sendiri,” kata MC Cain di Key Private Bank.
 
 Berdasarkan sumber  diatas dapat disimpulkan bahwa, krisis yunani dapat berdampak buruk pada perekonomian eropa bahkan seluruh dunia.  Yunani adalah Negara yang terancam mengalami default (gagal bayar utang). Bila ini terjadi, akan bisa berdampak terhadap perbankan Eropa yang telah memberikan pinjaman ke Yunani sehingga bisa merusak sistem perbankan Eropa
 Karena hampir semua saham turun dalam waktu semalam. Sehingga hal ini memudarkan optimisme bagi investor.  Karena investor sangat khawatir akan terjadi kembali krisis pijaman pada saat runtuhnya Lehman Brothers pada tahun 2008.
Turunnya harga saham dunia bukan lah satu-satunya dampak yang terjadi. Harga minyak bumi pun ikut turun karena krisis yunani. Pemerintah yunani harus bertidak cepat dan tepat sehingga tidak tambah memperburuk perekonomian dunia.
MC Cain di Key Private Bank. Berkata “Rakyat Yunani ke depan harus membiasakan hidup keras untuk menangani masalah mereka sendiri dan penduduk Jerman juga harus membiasakan membayar tagihan lebih banyak dari yang mereka gunakan jika ingin menyelamatkan prekonomian mereka sendiri”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar